Perempuan itu sungguh paham bagaimana bersikap manis.
Lihatlah bagaimana rasa seolah ingin tahu memenuhi dua bola mata yang memandang tabik lawan bicara di hadapannya. Ia mengerti kapan waktu yang tepat untuk memberi jawab, atau sehalus mengerutkan kening dan bergumam paham.
Demikian ia mencermati tiap kata. Membalas lebih dari seperlunya. Menjaga senyum dan kepolosannya. Membuka jalan yang tak pernah ada.
Ahli betul ia dalam bidangnya, ahli ia mencipta ilusi damba.
Kiranya, bermain menyembuhkan luka.
Rupa-rupanya, semakin dalam lubang itu menganga.
Ia telah kehilangan nyawa.
Komentar
Posting Komentar