‘Ta, taichan yuk?’ Kupandangi layar ponsel cukup lama, menimang pilihan-pilihan yang beradu di kepala. Ah, sudahlah. Ini tak kan jadi lebih dari biasa. Begitu dalihku sembari bersolek. Mengoles rona merekah dengan tetap menjaga sederhananya. Mengambil blouse merah muda sebelum menggantinya dengan busana berwarna serba gulita yang terlihat selaras dengan warna khaki pada tas selempang jua sandal pergi yang hendak kubawa. Urung niatku menata gerai hitam keabuan di atas kepala, dibiarkan olehku jatuh bergelung di tepi bahu. Lantas lirih aku mendengu atas mudahnya dikalahi antusiasme yang tak ada gunanya. Lalu berjalanlah aku segera ke luar pagar rumah. Kemudian melirik arloji, mengintip waktu, menyerana. Ah, sedang apa, coba? Batin sesal yang menghampiri dan menggangguku, atas niat yang nampak terpampang lebih dari seharusnya. Ah, sudahlah. Ini tak kan jadi lebih dari biasa, aku rapal kembali seperti mantra. Lebih dari sejenak waktu berlalu, sampailah ia. Mengenakan sweat...
I’ve stopped writing here, but thank you for reading.