Ayahku tak pernah marah. Rambutnya botak, dipindah ke dagu. Sengaja dirawat dan disisir, mengikuti sunah aku beliau. Ayahku besar perutnya, tak sulit mendirikan gelas di atasnya. Kegemarannya membuka bungkus makanan, lalu rebahan. Sekali-sekali menonton film, salah satunya Dilan. Ayahku suka memeluk. Sumber pahala paling mudah ujarnya, pantas saja. Ayahku suka membaca, lembar pertama suatu majalah, sebagai pengantar mimpi indahnya. Hingga tak pernah usai, barang dua-tiga halaman. Ayahku bekerja di luar kota, bahkan di luar pulau. Hubungan jarak jauh dengan ibu. Hanya sebulan sekali melepas rindu. Ayahku orang hebat, ayahmu juga sama hebatnya. Ayahku penyayang dan penyabar, begitu pula dengan ayahnya, dan semua sosok ayah di dunia. Terkhusus para putri, mari memanjangkan kain, tutup dada dan sembunyikan helai-helai rambut. Mari berusaha berbakti, di dunia untuk di akhir nanti. . Teruntuk ayahku, Maafkan putrimu yang baru mulai belajar menjaga au...
I’ve stopped writing here, but thank you for reading.